Senin, 13 Januari 2020

Ini Salahku

Langkah awal aku memutuskan untuk singgah ke kota orang alias merantau sebenarnya termotivasi atas dasar cinta. 
Salahku, terlalu mempercayai bahwa kekuatan cinta membuatku bahagia sepenuhnya. Salahku, karna terlalu yakin dengannya semua akan berakhir bahagia. 
Salahku, sebagai seorang perempuan selalu menggunakan hati tanpa tau reality.

Kau tau? Rasanya seperti terjebloskan ke jurang yang dalam sehingga sulit keluar dari semua.
Aku mencintainya, itu benar. Namun cinta pula yang membawaku ke hal yang membingungkan. 
Aku ingin sekali meninggalkan nya, sangat amat ingin pergi darinya. Lagi lagi logika dan hati tidak seimbang. 
Bisa di bayangkan bagaimana rasanya jadi seseorang yang kegiatannya lebih banyak di habiskan untuk menunggu kabar dan menunggunya pulang. Bukan berati kegiatanku tak banyak. Sayangnya kehawatiranku lebih banyak dari itu.

Sekali lagi salahku yang terlalu berangan bahwa bersamanya akan berakhir bahagia. 
Bukan ku tak menerimanya, aku hanya lebih menyesalkan apa yang sudah ku ambil. 
Ini bukan salahnya, dia hanya menjalankan apa yang menurutnya baik dan apa yang sudah menjadi impiannya.
Aku pun bukan menjadi tanggung jawabnya, aku masih sebagai "teman dekatnya" bukan "teman hidupnya".

Seperti ingin tapi tak mampu, seperti bertahan tapi tak teryakinkan. Hati kecilku ingin sekali bersamanya merangkai semua hal yang diimpikannya dari awal, aku ingin sekali menjadi tempat pertama saat lelahnya hadir. Aku pun ingin menjadi bagian dari sulitnya, sayangnya aku dan dia sama sama memiliki ego yang tinggi terutama aku. 
Aku yang tak bisa berbagi perhatian dengan hal yang dia lakukan, aku yang tak bisa menerima perginya ketika waktunya bekerja. Cukup! aku tau itu terlalu kekanakan. 
Tapi wajarkan saja jika jenuh sudah memuncak dan sabar sudah mulai menipis. 

Aku tau seharusnya aku dan dia mempersiapkan diri sebelum akhirnya benar benar hidup bersama dalam rumah tangga. Aku sadar sejauh ini egoku selalu ingin diperhatikan terlalu tinggi, sehingga aku lupa bahwa dia juga membutuhkanku setidaknya untuk berbagi cerita bagaimana kepenatannya di hari ini. Atau bahkan bagaimana kebahagiaannya dihari ini. 

Sudahlah, saat ini ku hanya menunggu apalagi tebakan Tuhan yang akan terjadi di luar nalarku. Ntah aku akan kembali keasalku dan dia melanjutkan semua tanpaku. 
Atau aku bertahan disini bersama semua yang ada dengan kekuatan tambahan yaNg diberikan Tuhan untuk melanjutkan. 
Percayalah semua yang terjadi sudah di kehendaki-Nya dan begitu tidak terduga duga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar